Jumat, 31 Juli 2015

BENCANA BESAR AKIBAT SALAH MENGADILI

BENCANA BESAR AKIBAT SALAH MENGADILI
(Epochtimes.co.id) - Menurut Kitab Han, buku sejarah klasik Tiongkok  2200 tahun yang lalu, ada seorang hakim bernama Senior Yu yang sangat terkenal akan keadilan dan kebijaksanaannya.
Pada masa pemerintahan Kaisar Xuan dari Dinasti Han, orang membangun sebuah tugu penghargaan untuk Senior Yu semasa dia masih hidup.
Senior Yu menjabat kepala penjara kota juga merangkap seorang hakim daerah. Dia suka berterus terang dan bertindak adil  saat menjalankan tugas. Semua keputusan diserahkan kepada pengadilan, semua pelaporan kasus ditulis oleh Senior Yu setelah diyakininya sebagai penilaian yang paling tepat dan seimbang. Dan sering kali pihak terpidana pun akan setuju kalau hukuman Senior Yu adalah adil.
Pada saat itu, di kota Timur Laut, ada seorang wanita yang baik dan berbakti bernama Zhou Qing. Dia sungguh-sungguh penuh perhatian dalam merawat mertuanya, yang memang sudah menjadi tradisi bangsa Tionghoa pada saat itu Ibu mertuanya berkata, "menantuku bekerja sangat keras untuk merawatku! Aku sudah sangat tua. Kenapa aku menyayangi hidupku yang sudah tak lama di dunia ini lagi dan membebani generasi muda?" Wanita tua itu kemudian akhirnya melakukan bunuh diri dengan gantung diri.
Seorang putri tertua dari ibu mertua yang meninggal tersebut mendatangi rumahnya  dan  menuduh Zhou Qing telah membunuh ibunya. Dia mengajukan tuntutannya pada Kantor Gubernur Kota. Dan pemerintah kemudian menangkap menantu yang hati baik itu dan menyiksanya. Dia dipaksa mengakui kejahatan yang telah dilakukannya.
Setelah mendengar kasus tersebut, Senior Yu menasehati gubenur, "Wanita ini telah merawat ibu mertuanya selama lebih dari 10 tahun dan kesetiaannya telah dikenal di daerah ini. Saya tidak percaya dia telah membunuh ibu mertuanya." Namun Gubernur menolak nasehat Senior Yu, dan memaksa untuk menghukum mati Zhou Qing. Setelah berbagai usaha untuk merubah pikiran Gubernur tersebut, Senior Yu menjadi patah semangatnya.
Menurut kepercayaan Tiongkok, ketika orang tak bersalah dibunuh, bencana akan melanda kota tempat tinggal korban. Setelah Zhou Qing dihukum mati, kota Timur Laut dilanda  kekeringan selama 3 tahun berkelanjutan. Gubernur dinyatakan bersalah dan dicopot dari kedudukannya.
Ketika Gubernur baru mulai bertugas, dia bertanya kepada Senior Yu, "Bagaimana bisa, hujan tidak turun selama 3 tahun?" Senior Yu menjawab, "Anak mertua yang setia tidak seharusnya mati. Dia telah salah dihukum mati oleh mantan Gubernur. Kekacauan dan bencana terjadi karena salah membunuh orang."
Gubernur baru segera pergi ke makam Zhou Qing untuk menghormatinya secara langsung. Gubernur baru mendirikan  patung kehormatan atas integritas semasa hidup Zhou Qing. Hujan segera turun dan memperoleh panen besar tahun itu. (The Epoch Times/vin)
-oOo-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kotbah terakhir SANG BUDDHA D i Hutan Sala milik Suku Malla, di antara Pohon Sala besar di dekat Kusinara, Sang Buddha memberikan kot...