1.
Agama Buddha sebenar nya bukanlah agama,
melainkan filsafat. Karena agama mengharuskan untuk percaya sedangan Buddha
sendiri tidak menyuruh kita untuk percaya melainkan Ehipasshiko yaitu datang,
lihat dan buktikan sendiri. apakah ajaran nya benar? apakah berguna buat anda?
apakah tidak merugikan makluk lain? Sekiranya benar ada nya bermanfaat untuk
anda maka anda boleh menerima nya. Apabila anda tidak merasa berguna dan tidak
masuk akal Buddha menyuruh kita untuk tidak percaya. Tiada paksaan bagi kita
untuk percaya, the choice is yours, Buddha hanya menunjukan jalan nya saja,
Tinggal kita punya kesadaran engga buat jalanin nya
Aku tidak mengajar untuk menjadikan
mu muridku,
aku tidak tertarik menjadikan mu muridku,
aku bahkan tak tertarik mengubah tujuan
hidupmu,
karena setiap orang ingin lepas dari
penderitaan.
Cobalah apa yang aku temukan ini dan
nilai lah oleh dirimu sendiri
jika itu baik bagimu terimalah, jika
tidak jangan engkau terima.
(Buddha Sakyamuni)
Tidak berbuat kejahatan,
banyak berbuat kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
ini adalah inti ajaran para Buddha
(Buddha Sakyamuni)
Tidak berbuat kejahatan,
banyak berbuat kebajikan,
sucikan hati dan pikiran,
ini adalah inti ajaran para Buddha
2.
Umat Buddha bukan lah penyembah patung, dalam
Buddhisme sering kali umat lain mengganggap agama Buddha penyembah berhala,
sesat dan lain2. Sebenarnya patung yang kita sujudt itu hanya visualisasi simbol dari Buddha,
kita bersujud hanya berhormat pada "Jasa" Buddha yang telah menjadi
"Guru" (bukan Tuhan). Layak nya kita menghormat bendera merah putih
tuk menghormat "Jasa" pahlawan bukan memberhalakan pahlawan yang
telah gugur.
3.
Tuhan dalam Buddhisme adalah yang tak terdefinisikan,
Buddha mengajaran Tuhan itu adalah
sesuatu yang tak diciptakan, tak berawal, tak berbentuk, kosong tapi ada, ada
tapi kosong... Manusia belum sampai pengetahuan dan kuasa untuk tahu apa itu Tuhan,
tapi hanya bisa di selami, diketahui untuk yang batin nya sudah tercerahkan,
tersadarkan..
4.
Semua orang bisa jadi Buddha? caranya? mengikuti
8 jalan kebenaran
1.
Pandangan Benar
Cara yang tepat untuk berpikir
tentang hidup adalah melihat dunia melalui mata Sang Buddha dengan kebijaksanaan dan belas kasihan.
2.
Pikiran Benar
Kita adalah apa yang kita pikirkan.
Pikiran-pikiran yang jernih dan baik membangun karakter-karakter yang baik dan kuat.
3.
Ucapan Benar
Dengan mengucapkan kata-kata yang baik dan bermanfaat, kita dihormati dan
dipercaya oleh semua orang.
4.
Perilaku Benar
Tidak peduli apa yang kita katakan, orang lain mengenal kita dari cara
kita berperilaku. Sebelum kita mengkritik orang lain, pertama-tama kita harus
melihat kelakuan kita sendiri.
5.
Penghidupan Benar
Ini berarti memilih pekerjaan
yang tidak menyakiti orang lain.
Sang Buddha berkata, "Jangan mencari nafkah Anda dengan merugikan
orang lain.
Jangan mencari kebahagiaan
dengan membuat orang lain tidak bahagia."
6. Usaha
Benar
Sebuah kehidupan yang berharga berarti melakukan yang terbaik setiap
saat dan memiliki niat baik terhadap orang lain. Ini juga berarti tidak
menyia-nyiakan upaya pada hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
7.
Perhatian Benar
Ini berarti sadar akan pikiran,
kata-kata, dan perbuatan kita.
8.
Konsentrasi Benar
Fokus pada satu pikiran atau objek pada satu waktu. Dengan melakukan ini,
kita bisa tenang dan mencapai kedamaian pikiran yang sejati.
Dan bukan hanya itu saja kita harus berkesadaran tinggi dan melenyapkan
tiga akar kejahatan yaitu nafsu kemelekatan duniawi, kebencian dan kebodohan
batin.
Ini adalah cara untuk mengakhiri reinkarnasi yang terus menerus, reinkarnasi yang terus menerus adalah penderitaan, pangeran Sidharta pun muak lalu ia meditasi sampai pencerahan dan menjadi Buddha, nah dalam Buddhisme, surga dan neraka pun tidak kekal semua tergantung karma yang kita buat, setelah karma kita semua berbuah disana kita terlahir kembali menjadi manusia atau mahkluk lain nya, Kecuali sang Buddha yang telah mencapai Nibbana yang telah kekal, yang merupakan kebahagiaan sejati untuk selama lamanya.
Ini adalah cara untuk mengakhiri reinkarnasi yang terus menerus, reinkarnasi yang terus menerus adalah penderitaan, pangeran Sidharta pun muak lalu ia meditasi sampai pencerahan dan menjadi Buddha, nah dalam Buddhisme, surga dan neraka pun tidak kekal semua tergantung karma yang kita buat, setelah karma kita semua berbuah disana kita terlahir kembali menjadi manusia atau mahkluk lain nya, Kecuali sang Buddha yang telah mencapai Nibbana yang telah kekal, yang merupakan kebahagiaan sejati untuk selama lamanya.
5. Sebagian umat awam melihat kelenteng, barongsai,
naga, hio, dupa dan lain2 sebenar nya bukan lau pure Buddhisme, melainkan
asimilasi tradisi dari China, semasa Buddha hidup dia tak pernah minta di buatin
patung, minta di sembah dan lain-lain.
FAQ:
Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran kembali
(Punabbhava). Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini akan terus
menerus mengalami tumimbal lahir selama makhluk tersebut belum mencapai tingkat
kesucian Arahat. Alam kelahiran ditentukan oleh karma makhluk tersebut; bila ia
baik akan terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan terlahir di alam yang
menderitakan. Kelahiran kembali juga dipengaruhi oleh Garuka Kamma yang artinya
karma pada detik kematiannya, bila pada saat ia meninggal dia berpikiran baik
maka ia akan lahir di alam yang berbahagia, namun sebaliknya ia akan terlahir
di alam yang menderitakan, sehingga segala sesuatu tergantung dari karma
masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar