Kita hidup berbahagia karena tanpa membenci di tengah-tengah orang yang penuh kebencian.Di antara orang-orang yang saling membenci kita hidup tanpa kebencian.(Dhammapada, Sukha Vagga 197)
Kebencian atau dosa dalam bahasa Pāḷi merupakan salah satu bentuk kekotoran batin yang menjadi akar dari kejahatan, selain lobha (keserakahan) dan moha (kegelapan batin). Dengan adanya kebencian yang muncul dalam diri seseorang, maka akan memunculkan kemarahan, iri hati, jengkel, dan dendam, sehingga perbuatan yang dilakukan lewat tubuh, ucapan, dan pikiran menjadi tidak terkendali dan tidak sesuai dengan Dhamma ajaran Buddha, misalnya ucapannya kasar, dengan tangannya ia memukul, pikirannya menjadi keruh, penuh dendam, dan mengharapkan orang lain celaka.
Dalam
hidup ini tentu kita semua pernah mengalami dibenci oleh seseorang atau
bahkan membenci seseorang. Dibenci seseorang bukanlah merupakan
keburukan atau kejahatan, melainkan merupakan buah atau akibat dari
perbuatan buruk yang sudah kita lakukan di waktu lampau (kamma vipāka),
jadi kita tidak perlu takut akan hal ini. Sedangkan membenci seseorang
inilah yang merupakan keburukan/kejahatan, jadi takutlah akan hal ini.
Sebab munculnya kebencian
Apakah
yang membuat munculnya kebencian dalam diri? Penyebab munculnya
kebencian adalah karena kita pernah dirugikan orang lain, sedang
dirugikan orang lain, dan akan dirugikan orang lain. Selain itu
kebencian bisa muncul dalam diri adalah karena seseorang yang kita
sayangi pernah dirugikan orang lain, sedang dirugikan orang lain, dan
seseorang yang kita sayangi akan dirugikan orang lain, atau karena orang
yang tidak kita sukai pernah dibantu orang lain, sedang dibantu orang
lain dan karena orang yang tidak kita sukai akan dibantu orang lain,
atau karena iri hati, merasa tidak senang atau tidak suka dengan
kebahagiaan makhluk lain, atau karena merasa tersinggung/ terganggu
sehingga seseorang menjadi marah dan penuh kebencian. Hal ini tentunya
disebabkan karena besarnya ego/keakuan di dalam diri seseorang.
Akibat dan kerugian seseorang yang memiliki sifat kebencian
Seseorang
yang mempunyai sifat membenci, marah, jengkel atau mempunyai sifat
pendendam, ada beberapa kerugian yang akan diterimanya. Dalam kitab suci
Aṅguttara Nikāya, Buddha menjelaskan akibat dan kerugian bagi seseorang
yang memiliki sifat membenci, yaitu;
1. Ia akan kelihatan jelek meskipun berbusana rapi.
2. Ia akan terbujur kesakitan (tidak bisa tidur nyenyak meskipun tidur di kasur yang empuk sekalipun).
3. Ia hanya akan melakukan perbuatan yang akan membawa pada kerusakan dan penderitaan.
4. Ia akan menghabiskan kekayaan yang diperolehnya dengan susah payah dan bahkan bisa berurusan dengan hukum.
5. Ia akan kehilangan nama baiknya.
6. Ia akan dijauhi teman, saudara dan orang-orang yang dikasihinya.
7. Setelah meninggal dan tubuhnya hancur akan terlahir di alam yang menderita.
Kalau
kita mau merenungkan lebih dalam, sesungguhnya tidak ada untungnya kita
menyimpan kebencian, kejengkelan, kemarahan maupun dendam di dalam
diri, karena hal ini akan membuat diri sendiri jauh dari kedamaian,
ketenangan dan kebahagiaan. Lebih lanjut ketika seseorang menyimpan
kebencian, kejengkelan atau dendam dalam dirinya dan memiliki niat buruk
atau jahat kepada orang lain, sebelum ia mencelakai orang lain dengan
kemarahannya, sesungguhnya ia telah melukai dan menyakiti dirinya
sendiri. Hal ini diibaratkan seperti kita meraup arang yang sedang
membara untuk melempar orang lain, tangan kitalah yang akan terbakar
terlebih dahulu sebelum kita sempat mencelakai orang lain. Hal itu sama
dengan kita meraup kotoran untuk melempar orang lain, tentu tangan kita
sendiri yang lebih dulu berbau kotoran busuk sebelum sempat dilemparkan
ke orang lain. Jadi, singkirkan dan buanglah jauh-jauh kebencian di
dalam diri, karena dengan demikian kita akan menjadi damai, tenang, dan
bahagia.
Cara mencegah munculnya kebencian
Kebencian
adalah sikap mental yang tidak sehat dan hanya menyebarkan kegelapan
dan menghalangi pengertian benar. Kebencian merintangi; kasih
membebaskan. Kebencian mencekik; kasih melapangkan. Kebencian membawa
kegetiran; kasih membawa damai. Kebencian menghasut; kasih menenangkan,
melegakan, menghangatkan. Kebencian memisahkan; kasih menyatukan.
Kebencian membawa kekerasan; kasih melembutkan. Kebencian menjatuhkan;
kasih menolong. Dengan menyadari nilai-nilai kasih, kita seharusnya
menghilangkan kebencian.
Dalam kitab suci
Aṅguttara Nikāya V, 161. Buddha menjelaskan ada lima hal yang bisa kita
lakukan untuk menghilangkan kebencian, yaitu:
1. Mettā: Cinta kasih harus dikembangkan.
2. Karuṇā: Welas asih/belas kasihan harus dikembangkan.
3. Upekkhā: Keseimbangan batin harus dikembangkan.
4. Asati-amanasikara: Berusaha melupakan kebencian itu.
5. Kammasakata: Merenungkan tentang kepemilikan kamma masing-masing (tanggung jawab kamma).
Dengan
sering kita memancarkan mettā di dalam diri kepada semua makhluk, maka
kebencian tidak akan masuk ke dalam batin, sehingga kita tidak akan
menjadi marah, jengkel, dendam, dan penuh kebencian. Selain itu ada
banyak manfaat yang bisa kita peroleh dengan sering mengembangkan mettā.
Hal ini dijelaskan oleh Buddha dalam Kitab Suci Aṅguttara Nikāya XI,
16. Ada sebelas manfaatnya, yaitu: Tidur dengan nyenyak. Tidak ada mimpi
buruk. Dicintai oleh manusia. Dicintai oleh makhluk bukan manusia
(binatang, makhluk halus, dan lain-lain). Akan dilindungi para dewa.
Api, racun dan senjata tidak bisa melukainya. Pikirannya mudah
terkonsentrasi. Kulit wajahnya jernih. Akan meninggal dengan tenang
(tidak bingung). Jika tidak menembus lebih tinggi, maka akan terlahir
kembali di alam brahma.
Oleh karena itu,
marilah bersama-sama menjauhkan diri dan meninggalkan kebencian di dalam
diri dan selalu mengembangkan cinta kasih/ mettā setiap saat. Cara yang
paling mudah untuk mengembangkan mettā adalah dengan sering-sering
mengucapkan perenungan kata-kata di dalam batin kita demikian; “semoga
semua makhluk hidup berbahagia, semoga semua makhluk hidup berbahagia”
kapanpun dan dimanapun kita berada, baik pada waktu kita sedang duduk,
berdiri, berjalan maupun berbaring. Atau dapat juga dengan membaca
paritta Karaṇīyamettā Sutta atau Khandha Paritta beserta artinya.
Jangan
biarkan kebahagiaan kita menjadi berkurang bahkan hilang hanya karena
kebencian, kemarahan, kejengkelan, dendam atau iri hati muncul dalam
batin kita. Semoga kita semua terbebas dari dibenci dan membenci,
terbebas dari didengki dan mendengki, terbebas dari menyakiti dan
disakiti, terbebas dari penderitaan batin dan jasmani, terbebas dari iri
hati, keserakahan, dan kegelapan batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar